SIDOARJO– Laporan terbaru World Giving Report (WGR) 2025 yang dirilis oleh Charities Aid Foundation (CAF) menunjukkan perubahan signifikan pada posisi filantropi Indonesia. Setelah bertahun-tahun menempati peringkat teratas sebagai negara paling dermawan di dunia, Indonesia kini berada di posisi ke-21 dari 101 negara yang disurvei. Namun, penurunan peringkat ini tidak lantas berarti masyarakat Indonesia menjadi kurang dermawan. Sebaliknya, data menunjukkan bahwa semangat berbagi dan berzakat di Indonesia tetap kuat, bahkan memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya tergarap.
Mengenal Laporan WGR 2025: Metodologi yang Berubah, Wawasan yang Lebih Dalam
WGR 2025 mengadopsi metodologi baru yang lebih komprehensif dibandingkan World Giving Index (WGI) sebelumnya. Laporan ini secara spesifik mengukur tiga jalur utama donasi:
- Donasi langsung kepada individu atau keluarga yang membutuhkan.
- Donasi kepada lembaga amal atau filantropi.
- Donasi untuk keperluan agama.
Perbedaan ini penting karena mencerminkan preferensi masyarakat dalam menyalurkan bantuan. Data menunjukkan bahwa salah satu ciri khas kedermawanan Indonesia adalah kecenderungan untuk memberikan bantuan secara langsung.
Posisi Indonesia: Kuantitas di Bawah, Kualitas Tetap Unggul
Meskipun secara peringkat global Indonesia turun, data WGR 2025 menunjukkan bahwa rata-rata donasi yang diberikan masyarakat Indonesia setara dengan 1,55% dari pendapatan per kapita. Angka ini masih jauh di atas rata-rata global yang hanya 1,04% dan mengungguli negara-negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Hal ini membuktikan bahwa semangat kedermawanan masyarakat Indonesia tetap berada di level tertinggi. Lebih dari itu, laporan ini memberikan wawasan mendalam tentang karakter filantropi di Indonesia, di mana **motivasi keagamaan** memainkan peran sentral.
BAZNAS Sidoarjo: Mengoptimalkan Potensi Zakat untuk Kesejahteraan Umat
Sebagai lembaga amil zakat yang mengemban amanah umat, BAZNAS Sidoarjo melihat data ini sebagai dorongan untuk terus berinovasi. Temuan dalam WGR 2025 menegaskan pentingnya peran lembaga filantropi formal, seperti BAZNAS, dalam mengelola dan menyalurkan donasi dengan efektif.
Untuk mengoptimalkan potensi zakat, infak, dan sedekah, BAZNAS Sidoarjo berkomitmen untuk:
Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap penyaluran dana.
Mengembangkan program-program inovatif yang tidak hanya menyentuh aspek konsumtif, tetapi juga produktif untuk memberdayakan mustahik.
Menggunakan teknologi untuk mempermudah masyarakat Sidoarjo menunaikan kewajibannya, baik melalui platform digital maupun layanan jemput zakat.
Dengan sinergi antara semangat kedermawanan masyarakat dan manajemen profesional dari BAZNAS, kita dapat memastikan bahwa setiap rupiah yang disumbangkan menjadi berkah yang maksimal. Mari terus bersama-sama memajukan filantropi Islam untuk mewujudkan Sidoarjo yang lebih sejahtera dan berkah.