Sidoarjo, Kamis, 12 Desember 2024, udara Sidoarjo membawa semilir sejuk yang langka. Di sebuah sudut Desa Bendotretek, Kecamatan Prambon, seorang Ibu paruh baya dengan sorot mata haru memegang kunci simbolik. Di Sampingnya, Ketua Baznas Sidoarjo, M. Chasbil Aziz Salju Sodar—akrab disapa Gus Jazuk—tersenyum lebar, menyerahkan secercah harapan baru melalui program Rumah Layak Huni Baznas (RLHB). “Ini bukan sekadar kunci rumah, tapi kunci kehidupan baru,” ujar Gus Jazuk dengan tegas.
Baznas Sidoarjo tidak main-main. Dipimpin langsung oleh Gus Jazuk, hari ini menyasar lima rumah yang tersebar di dua kecamatan: Prambon dan Tarik. Monitoring dan penyerahan dilakukan di bawah pengawasan Wakil Ketua II Bidang Distribusi, M. Mahbub, serta staf pelaksana lainnya. Setiap penerima manfaat menerima dokumen berita acara dan mock up kunci rumah, menandai selesainya renovasi yang penuh makna.
Di Bendotretek, dua rumah telah selesai direnovasi untuk keluarga Catur Budi Santoso dan Slamet Bintoro. Ketika ditanya, Bapak catur hanya mampu berkaca kaca matanya. “Dulu atap bocor, dinding rapuh. Sekarang? Alhamdulillah, saya bisa tidur tanpa khawatir hujan,” katanya lirih.
Perjalanan Baznas Sidoarjo berlanjut ke Desa Klantingsari, Kecamatan Tarik. Di sini, rumah Bapak Sampeyono berdiri lebih kokoh dari sebelumnya. Dengan fasad sederhana namun megah untuk ukuran desa, rumah itu menjadi bukti nyata bagaimana dana zakat bisa mengubah kehidupan. “Hidup saya terasa baru lagi, seperti mendapat hadiah umur kedua,” ujar Sampeyono, sambil mengelus pintu rumahnya yang baru dicat.
Tidak jauh dari situ, dua rumah lainnya di Desa Segodo Bancang—milik Rohmad Khoiri dan Buari—juga mengalami transformasi total. Sebagaimana diketahui,Rumah di kecamatan Prambon ini dibiayai melalui program reguler RLHB Baznas Kabupaten Sidoarjo, sedangkan tiga rumah di Tarik didukung oleh Baznas RI. “Kolaborasi seperti ini sangat penting agar lebih banyak saudara kita yang terbantu,” kata M. Mahbub dengan antusias.
Gus Jazuk menyampaikan bahwa program ini tidak hanya soal fisik rumah, tapi juga spiritual dan sosial. “Rumah yang layak akan menumbuhkan rasa percaya diri bagi pemiliknya. Mereka bisa fokus meningkatkan taraf hidup tanpa dibayangi kekhawatiran,” jelasnya. Melalui RLHB, Baznas ingin menjadi jembatan antara mereka yang mampu dan yang membutuhkan.
Hari itu ditutup dengan doa bersama, mengundang keberkahan untuk setiap penerima manfaat. Senyum-senyum lelah dari tim Baznas seolah berkata: ini baru permulaan. Gus Jazuk pun menegaskan, “Kami tidak akan berhenti di sini. Selama masih ada yang membutuhkan, kami akan terus bekerja.” Dari kunci rumah sederhana di tangan, sebuah kunci harapan kini membuka masa depan.